Wednesday, January 21, 2009

Obamafest

Barack Hussein Obama, dini hari tadi (21/1), atau Selasa siang waktu setempat, akhirnya dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat ke- 44. Ratusan ribu orang memadati kota Washington DC untuk menyaksikan peristiwa bersejarah ini. Kantor berita AFP melaporkan, sekitar 318.422 orang dari luar kota berdatangan melalui terminal Subway Washington DC sejak Selasa pagi demi mengikuti jalannya inaugurasi presiden berkulit hitam pertama Amerika Serikat ini. Memang ada banyak acara pesta bagi warga di hari inaugurasi Presiden Barack Obama ini. Janet Esteele, dosen Ilmu Komunikasi di salah satu universitas di Washington DC, dalam tuilsan kolomnya di Harian Surya (19/1), memaparkan, selain beberapa pesta yang memang telah diagendakan oleh pemerintah bagi para undangan, juga terdapat pesta-pesta tidak resmi lainnya yang digelar sendiri oleh inisiatif sebagian warga di setiap sudut jalanan Kota Washington. Untuk keperluan perayaan pesta-pesta tersebut, menurut Janet, seluruh hotel di Washington sudah dibooking habis bahkan sejak jauh hari oleh orang-orang dari luar kota yang ingin turut merayakannya. Keberhasilan Barack Obama dari Partai Demokrat dalam memenangi Pemilu Presiden Amerika Serikat (AS) pada 5 November 2008 lalu itu memang seakan tiada habisnya dirayakan. Tak hanya oleh pendukungnya di dalam negeri, tapi juga di seluruh dunia. Di Kenya, tempat Obama dilahirkan, malah langsung menetapkan hari terpilihnya itu sebagai hari libur nasional. Di negara-negara Eropa, suasana perayaannya digambarkan seperti Octoberfest; ada musik dan semua orang bergembira. Sebut saja yang ini Obamafest dan ternyata suasana seperti ini juga bisa dirasakan di Indonesia. Maklumlah, sang Presiden pernah bersekolah di SDN Menteng 1 Jakarta. Seluruh ‘Civitas Akademika’ di sekolah itu pun turut merayakan keberhasilan salah satu bekas siswanya yang terpilih jadi presiden di negeri adidaya itu. AFP melaporkan (5/11), mantan teman-teman sekelas ‘Barry’, sapaan akrab Barack Obama semasa bersekolah di SDN Menteng 1, turut merayakan keberhasilannya ini dan berharap suatu saat nanti bisa mengadakan reuni di Gedung Putih, Washington DC. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga diberitakan turut berbangga atas kemenangan ‘Anak Menteng’ yang satu ini dan berharap bisa turut memberikan perubahan bagi Bangsa Indonesia. Ya, ‘perubahan’! Itulah slogan kampanye Obama yang mengantarkannya melangkah ke Gedung Putih. Lengkapnya ‘Change, Yes It Can’! Bukan ‘Coblos Brengose’, ‘Coblos Jenggot Putih’, ataupun semacam tema-tema kampanye narsis dan kampungan lainnya seperti yang selama ini marak bertebaran di jalan-jalan raya pada musim Pemilu atau Pilkada di tanah air. Tema ‘perubahan’ yang ditawarkan Obama inilah yang berhasil menarik simpati sebagian besar warga AS yang ternyata juga memimpikan perubahan. Atas tema ini pula Obama kemudian juga digadang-gadang oleh masyarakat Internasional sebagai sosok yang diharapkan bisa mengubah citra AS yang selama ini dipandang buruk. Terlepas dari itu semua, yang jelas, kemenangan Obama dalam meraih kursi Presiden AS telah memberi suatu semangat bagi warga dunia, termasuk Indonesia. Minimal, mendekati Pemilu 2009, terbukti telah banyak dijumpai politikus muda yang sudah mulai meniru gaya-gaya Obama. Bahkan, Ilham Anas, seorang fotografer asal Jakarta yang sebelumnya tidak pernah dikenal, meski dia bukan politisi, namanya ikut melambung hanya gara-gara wajahnya mirip Barack Obama. Itu sah-sah saja. Tapi, yang terpenting, jangan terlalu larut dengan prestasi yang baru saja diraih Obama. Sekadar ikut berbangga boleh saja dan hendaknya jangan terlalu banyak berharap sesuatu yang terlalu signifikan dari kemenangan Obama ini, khususnya terkait dengan hubungan bilateral Indonesia - Amerika Serikat. Terlebih Obama pasti akan disibukkan oleh urusan negaranya sendiri yang sedang dilanda krisis moneter sebagaimana diungkapkan dalam pidatonya seusai disumpah sebagai Presiden Amerika Serikat dalam prosesi inaugurasi dini hari tadi. Hal ini juga dimaksudkan agar kita tidak terlalu kecewa seandainya selama Barack Obama memimpin dunia dan ternyata Indonesia masih tetap didikte oleh Amerika Serikat. Maka sebaiknya Indonesia jangan terlalu banyak berharap pada orang lain. Percaya diri sajalah dan banyak-banyak berbenah diri demi terwujudnya perubahan di negeri Indonesia yang tercinta ini! (Hanif Nashrullah/ Foto: Reuters via Yahoo)

No comments:

Post a Comment